Rumah Antik Pak Budiman - Bagian Kedua - Obsesi Rumah Modern


Loro Blonyo di atas peti -  Rumah Antik Budiman

OBSESI RUMAH MODERN

Saat ini Budiman memang membatasi penanganan desain rumah tinggal. la mengaku merasa lebih sulit memenuhi kebutuhan si pemilik karena menurutnya, "Membuat rumah itu seperti membuat sarung tangan, harus pas.  Sementara, mendesain bangunan untuk umum lebih menawarkan kebebasan karena kalangan pemakainya jauh lebih luas."
Desain modern yang menyesuaikan lingkungan memang menjadi trade mark karya-karya Budiman.  Untuk tempat tinggal, ia pun kini tengah menginginkan rumah lain dengan penerapan unsur modern secara total.  "Koleksi antik saya yang ada sekarang tidak mungkin dipadukan dengan arsitektur modern," katanya.  " Unsur modern akan bertabrakan dengan perabot etnik klasik, tapi lain hainya jika perabot tersebut bergaya primitif, tentu akan menarik." Sampai kini, rumah dengan totalitas desain bergaya modern memang masih menjadi obsesi Budiman.  Gambaran detail wujudnya, hanya ia yang tahu. 

" Membuat rumah itu seperti membuat sarung tangan, harus pas.  Somentara, mondesain bangunan untuk umum lebih menawarkan kebebasan karena kalangan pemakainya jauh lebih luas."

bekerja di Melbourne menjadi bekal dalam menangani sendiri proyek-proyek DCM Melbourne di Indonesia yang kemudian bernaung di bawah nama PT Duta Cermat Mandiri.  Berbagai penghargaan bahkan berhasil diraih, seperti Tattlers Award 101 Best Hotel in the World untuk Tugu Park Hotel yang diadakan tahun 1995.  "Kelebihan DCM di mana pun, seperti juga menjadi prinsip saya, adalah selalu mencari sesuatu yang baru.  Meskipun fungsi tetap nomor satu, selebihnya bangunan harus dapat memberi sesuatu kepada masyarakat karena arsitektur mempunyai tanggung jawab untuk dapat berdialog dengan lingkungan dan pemakai", demikian paparnya serius.

Gaya hidup, kesenangan, dan keinginan pemilik untuk memiliki tempat tinggal Vang nyaman dan sesuai kebutuhan dapat terpancar dari perencanaan dan penataan sebuah griya.