Rumah Antik Pak Budiman - Bagian Pertama


Rumah Antik Pak Budiman - Bagian Pertama

Bersama sang isteri, Budiman mulai mengembangkan bobinya berburu barang antik yang kebanyakan ia beli di Malang, kota kelahirannya dalam mewujudkan kediamannya.

Upaya mengurangi kemasifan sosok rumah berlantai dua yang selesai tahun 1987, dilakukan dengan menghadirkan tiga kuncup ruang menyerupai miniatur rumah-rumah Jawa di dak lantai atas.  Bentuk-­bentuk tersebut tampak bersesuaian dengan koleksi antik yang ada.  Lebih dari itu, eksperimentasi unsur tradisional dalam unian masa kini mampu memenuhi tuntutan Budiman yang seialu memperhatikan keadaan lingkungan.

PENGEMBARAAN DI AUSTRALIA

Setamat dari SMA St. Albertus, Malang, tahun 1972, Budiman muda mengikuti jejak kakaknya yang telah lebih dahulu meneruskan kuliah di Melbourne, Australia.  Pada saat itu, jurusan arsitektur belum meniadi pilihannya yang semula berpeluang meniadi dokter.  Baru saat berkecimpung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia, minatnya terhadap arsitektur tumbuh karena para aktifis di situ kebanyakan berasal dari jurusan tersebut.
Prestasi dan ide segar Budiman saat belajar di University of Melbourne, tendorong salah seorang pengajar yaitu Prof.  Hugh O'Neill - pakar bangunan mesjid seluruh Indonesia - untuk mempromosikannya bekeria di biro arsitektur Denton Corker Marshall Pty.  Ltd. (DCM) yang terkenal di sana.  John Denton, Bill Corker, dan Barry Marshall yang juga pernah menjadi anak didik Prof.  O'Neill adaiah pendiri perusahaan tersebut.  Kesem­patan ini tentu saja tidak disia-siakan oleh Budiman yang lulus dengan gelar Bachelor of Architecture with Honours tahun 1981. Saat kembali ke Indonesia tahun 1982, Budiman membentuk rumah tangga bersama Lyd'ia vang sampai kini telah memberi putra~putri bernama Julian Sander dan Jessica Sandrina.  Pengalaman tanggung jawab untuk dapat berdialog, dengan lingkungan dan pemakai," demikian paparnya serius.