GEMAR BEREKSPERIMEN
Pauline talk hanya menggunakan cat minyak, tapi bereksperimen dengan
menggunakan berbagai bahan untuk mencari sebuah warna. Misainya, ia menggunakan akar-akaran seperti
kunyit (Curcuma domestika) untuk
menghasilkan warna kuning. Acapkali, ia
memanfaatkan payet, manik-manik, dan batu-batuan yang disusun membentuk flora,
fauna, dan figur.
Keindahan lukisan karya Pauline kian menonjoi dengan adanya bingkai
hasil rancangan Pedro Hincueldeyn, suaminya.
Seperti halnya
Pauline, karya Pedro pun memiliki keunikan tersendiri, yaitu pada bahan baku
dan pola bingkai. la lebih suka menggunakan kayu-kayu bekas yang kemudian
dicukil untuk mendapat motif tertentu, seperti geometris dan sulur.
Untuk menciptakan tekstur, Pedro menggunakan bubuk kayu atau bubur
kertas. "Bubur kertas ini saya buat
sendiri dari campuran potongan kertas dan lem sagu," tutur pria yang dulu
aktif sebagai
Sepenggal frasa - "mata adalah jendela jiwa"
- yang diresapi dan diyakini maknanya, membuat karya-karya Pauline dan Pedro
memiliki riwayat sendiri-sendiri dan menyimpan paduan simbol
kejadian hidup mereka.
Desainer interior la, kemudian m emilih warna bingkai
yang diambil dari salah satu warna yang dipakai dalam lukisan Pauline sehingga
antara bingkai dan lukisan terdapat keterpaduan yang sulit dibedakan.
Karya lukisan dan bingkai pasangan Hincueldeyn, selain di negara asal
mereka (lrlandia), pernah dipamerkan di Prancis, Australia, Amerika Serikat dan
Indonesia (Jakarta). Karya-karya mereka
juga dikoleksi oleh berbagai kalangan dan lembaga, seperti perpustakaan dan
gedung-gedung pemerintahan.
Dengan menganggap warna sebagai sumber pesona, pasangan Hincueldeyn
terus berusaha menghasilkan karya seni yang bernilai estetis tinggi.