Keterpaduan Lukisan dan Bingkai - bag.2


Lukisan Abstrak Affandi
GEMAR BEREKSPERIMEN

Pauline talk hanya menggunakan cat minyak, tapi bereksperimen dengan menggunakan berbagai bahan untuk mencari sebuah warna.  Misainya, ia menggunakan akar-akaran seperti kunyit (Curcuma domestika) untuk menghasilkan warna kuning.  Acapkali, ia memanfaatkan payet, manik-manik, dan batu-batuan yang disusun membentuk flora, fauna, dan figur.
Keindahan lukisan karya Pauline kian menonjoi dengan adanya bingkai hasil rancangan Pedro Hincueldeyn, suaminya.
Seperti halnya Pauline, karya Pedro pun memiliki keunikan tersendiri, yaitu pada bahan baku dan pola bingkai. la lebih suka menggunakan kayu-kayu bekas yang kemudian dicukil untuk mendapat motif tertentu, seperti geometris dan sulur.
Untuk menciptakan tekstur, Pedro menggunakan bubuk kayu atau bubur kertas.  "Bubur kertas ini saya buat sendiri dari campuran potongan kertas dan lem sagu," tutur pria yang dulu aktif sebagai

Sepenggal frasa - "mata adalah jendela jiwa" - yang diresapi dan diyakini maknanya, membuat karya-karya Pauline dan Pedro memiliki riwayat sendiri-sendiri dan menyimpan paduan simbol kejadian hidup mereka.

Desainer interior la, kemudian m emilih warna bingkai yang diambil dari salah satu warna yang dipakai dalam lukisan Pauline sehingga antara bingkai dan lukisan terdapat keterpaduan yang sulit dibedakan.
Karya lukisan dan bingkai pasangan Hincueldeyn, selain di negara asal mereka (lrlandia), pernah dipamerkan di Prancis, Australia, Amerika Serikat dan Indonesia (Jakarta).  Karya-karya mereka juga dikoleksi oleh berbagai kalangan dan lembaga, seperti perpustakaan dan gedung-gedung pemerintahan.
Dengan menganggap warna sebagai sumber pesona, pasangan Hincueldeyn terus berusaha menghasilkan karya seni yang bernilai estetis tinggi.